PENGAMBILAN KEPUTUSAN DI MASA KRISIS

Kepemimpinan sejati tidak tampak pada situasi normal. Kualitas seorang akan tampak ketika organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya berada dalam bahaya. Dengan kata lain, pemimpin sejati adalah pemimpin di masa krisis. Karena tugas utama pemimpin adalah membuat keputusan dan memastikan kesuksesan eksekusinya, kemampuan pengambilan keputusan tepat dalam masa krisis menjadi penting. Tepat yang dimaksud di sini adalah tepat tujuan, tepat caranya, dan tepat waktu.

Lalu, bagaimana membuat keputusan yang tepat dalam situasi krisis pandemi? Secara singkat, pemimpin akan membuat keputusan secara efektif dengan mengambil perilaku: membuat keputusan secara cepat, beradaptasi dengan situasi baru, melaksanakannya secara realistis, dan siap mengantisipasi dampak.

Pengambilan keputusan secara cepat, berdasarkan data yang tersedia. Terlambat berarti gagal

Dalam masa krisis, situasi berubah dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam. Pemimpin yang baik mampu memproses informasi yang tersedia, dengan cepat menentukan apa yang paling penting, dan membuat keputusan dengan keyakinan. Selama krisis, pikiran bercabang-cabang, informasi tidak lengkap, kepentingan dan prioritas berbenturan, serta emosi dan kecemasan memuncak.

Dalam kondisi semacam itu, sangat mudah terjadi apa yang disebut sebagai kelumpuhan analisis. Para pemimpin harus menerobos kelambanan untuk menjaga organisasi tetap berjalan sambil meningkatkan peluang keberhasitan jangka menengah dan panjang dengan berfokus pada beberapa hal yang paling penting. Bagaimana caranya?

  • Identifikasi masalah. Identifikasi dan komunikasikan tiga hingga lima masalah yang paling penting. Pada awal krisis, masalah yang harus diatasi misalnya keselamatan pegawai, pelayanan masyarakat, dan pelaksanaan kegiatan pendukung untuk pelayanan masyarakat.
  • Tentukan prioritas. Konflik apa yang mungkin timbul di antara prioritas yang telah diidentifikasi? Mana yang mendesak dan mana yang penting? Pilah antara untuk bertahan hidup dan kesuksesan di masa mendatang? Pemimpin tidak dapat menangani semua masalah yang muncul akibat krisis sehingga harus menentukan prioritas. Pilih yang paling mendesak dan penting. Pilih kepentingan untuk bertahan dan kelangsungan hidup organisasi. Pada organisasi peradilan, pertama harus memutuskan melindungi pegawai dan kemudian bagaimana pelayanan persidangan bisa berjalan secara aman.
  • Tetapkan siapa yang membuat keputusan untuk setiap aspek atau level tertentu. Pemimpin harus membentuk tim khusus untuk menangani krisis ini. Pusat komando dipegang oleh pemimpin puncak, kemudian diturunkan ke level pimpinan di bawahnya sesuai bidangnya. Misalnya saja, ketua tim penanganan krisis adalah kepala pengadilan, untuk urusan keselamatan pegawai dipimpin oleh kepala biro kepegawaian. Dalam situasi krisis, karena harus cepat, maka keputusan bersifat top down.
  • Ambil tindakan segera dan jangan hukum kesalahan. Perlu diingat, kecepatan adalah kunci. Setelah keputusan dibuat, harus segera ditindaklanjuti. Tidak boleh ada penundaan. Tentu saja, dalam urgensi bisa terjadi salah Langkah. Yang perlu dilakukan segera adalah perbaikan kesalahan, jangan hukum yang melakukan kesalahan. Minta agar lakukan perbaikan segera. Kalau personel tidak mampu, segera ganti.

Beradaptasi dengan berani

Pemimpin yang kuat akan maju dalam situasi yang berubah. Mereka mencari masukan dan informasi dari berbagai sumber, tidak takut untuk mengakui apa yang tidak mereka ketahui, dan membawa keahlian dari luar saat diperlukan.

Anda dan para pemimpin Anda harus:

  • Putuskan apa yang tidak boleh dilakukan. Tahan inisiatif dan pengeluaran besar, dan prioritaskan secara ketat. Publikasikan pilihan “apa yang tidak boleh dilakukan”.
  • Buang pedoman lama. Tindakan yang sebelumnya memberikan sukses, dalam situasi baru mungkin tidak lagi relevan. Pemimpin terbaik menyesuaikan dengan cepat dan mengembangkan rencana ‘serangan’ baru.
  • Dapatkan informasi mengenai kondisi terkini. Dalam situasi yang berubah cepat, sangat penting untuk memiliki gambaran akurat mengenai kondisi di lapangan terkini. Sebagai contoh, dalam kasus pandemi Covid-19, bagaimana keputusan pemerintah mengenai PSBB, bagaimana pedoman orang berkumpul dalam satu ruangan, dan sebagainya. Apabila perlu, undang ahli dari luar. Misalnya agar pelaksanaan sidang bisa tetap berjalan secara aman, perlu memanggil ahli kesehatan untuk membuat tata letak ruang sidang dan menentukan berapa orang yang boleh hadir di persidangan, atau membuat aturan sidang online.

Melaksanakan secara realistis

Meskipun banyak tantangannya, pemimpin harus mengambil tanggung jawab secara penuh dalam mengatasi krisis. Pemimpin mengatur cara kerja baru dan membuat ukuran keberhasilan baru, memantau kinerja timnya, dan menciptakan budaya akuntabilitas.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

  • Para pemimpin harus secara ringkas mendokumentasikan lima prioritas teratas. Pantau kinerja prioritas itu sesering mungkin—kalau perlu setiap hari—dan pastikan bahwa para pemimpin membagikan informasi ini dengan bawahan langsung. Tinjau dan perbarui “sasaran” di akhir setiap hari atau minggu.
  • Tetapkan KPI dan ukuran lainnya untuk mengukur kinerja. Pilih tiga hingga lima ukuran yang paling penting untuk setiap minggu, dan minta para pemimpin secara teratur melaporkan kembali masing-masing.
  • Jagalah pikiran dan tubuh dalam kondisi fit. Dalam kondisi krisis, pemimpin harus dapat berpikir jernih. Untuk dapat berpikir jernih, pemimpin harus dalam kondisi fisik dan psikis yang prima. Maka, lakukan secara rutin olahraga, meditasi, diet sehat, atau apa pun yang paling cocok untuk itu. Sediakan energi dan emosi cadangan serta mekanisme penyelesaian.

Antisipasi dampak keputusan

Keputusan yang di luar normal (di masa krisis), akan membawa dampak pada cara kerja tim anak buah. Pada saat krisis, tidak ada pekerjaan yang lebih penting daripada menjaga tim. Pemimpin yang efektif memahami keadaan dan gangguan yang dihadapi tim mereka.

Pemimpin menjaga agar tetap terhubung dengan anak buahnya, memotivasi, mengomunikasikan tujuan dan informasi baru yang penting secara jelas dan menyeluruh. Bagaimana caranya?

  • Terhubung secara pribadi dengan masing-masing anggota tim. Lakukan hubungan dengan mereka untuk menghidupkan suasana hati dan pikiran mereka. Atur jadwal untuk “ngobrol” dengan mereka satu per satu. Dalam situasi pandemi Covid-19, beberapa pemimpin melakukan pertemuan setiap jumat sore secara virtual untuk berbagi pengalaman dan pemikiran dengan timnya. Dari pertemuan tersebut akan diketahui perihal pencapaian yang sudah diperoleh dan pekerjaan yang harus diselesaikan.
  • Minta bantuan sesuai kebutuhan. Pemimpin terbaik tahu bahwa mereka tidak dapat melakukan semuanya sendiri. Identifikasi struktur tim dan tugaskan individu untuk mendukung upaya utama.
  • Pastikan fokus pada pelayanan masyarakat dan pegawai. Pastikan keputusan pemimpin berdampak positif terhadap pelayanan masyarakat. Dalam organisasi peradilan, membawa manfaat pada proses persidangan misalnya. Meskipun demikian, keputusan tersebut juga tidak mengorbankan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pegawai.

Posted

in

by

Tags: